PESAN SANG PENGASUH PESANTREN KAMPUS AINUL YAQIN UNISMA 2019

 

Al-Imam Asy-Syafi’i R.a. mengambarkan tentang pentingnya bergerak dan tidak stagnan pada satu tempat dan kondisi bagi seorang pemuda dan pemudi yang memiliki harapan dan cita-cita untuk menjadi orang yang memiliki kehidupan yang futuristik di masa mendatang seperti dalam syair berikut ini:

ما فى المقام لذي عقل وذي اداب

من راحة فدع الاوطان واغترب

“Berdiam diri, Stagnan, dan menetap di tempat mukim, sejatinya bukanlah         peristirahatan bagi mereke pemilik akal dan adab, maka berkelanalah, tinggalkan negerimu demi menuntut ilmu dan keilmuan”. 

Seorang Mujtahid Mutlaq seperti Imam Sy-syafi’i yang terlahir dengan kafasitas dan kapabilitas IQ yang sangat tinggi rela meniggalkan kampung halamannya untuk memenuhi kehausannya akan keilmuan, beliau mengarungi lautan keilmuan dengan menjelajahi berbagai tempat dan wilayah.

Bagi seorang New Comers dalam sebuah wilayah tertentu atau sebuah institusi Pendidikan sudah sewajarnya untuk beruluk salam, itulah yang dilakukan santri baru Pesantren Kampus Ainul Yaqin Unisma selama MOSAY, mereka ibaratnya beruluk salam untuk mengenal dimana mereke akan menjalani kegiatan kepesantrenan selama satu tahun, tiga sampai empat tahun kedepan. Sebagai seorang santri baru maka mereka perlu mengenal wilayah, tata administrasi,personalia, sistem dan lingkungan yang berada di pesantren agar mereka memahami dengan bai kapa yang harus dilakukan selama menyantri di PKAY Unisma.

Disamping, itu Direktur PKAY Unisma menambahkan ada empath al yang harus senantiasa dilakukakan oleh seseorang apabila dia ingin berhasil dalam melakukan sebuah urusan yaitu Al-Ilmu Qoblal Mabda’  Ilmu sebelum memulai, dalam menjalankan sebuah perkara lebih-lebih menuntut ilmu maka seharusnya seorang penuntut ilmu itu memahami apa-apa persiapan yang harus dilakukan oleh seorang penuntut ilmu itu sebelum mulai menuntut ilmu baik persiapan yang bersifat lahir, bathin, dan teknis. An-Niatu Fi Ibtida’ihi, niat dalam memulai sebuah urusan, seyogyanya setiap pekerjaan yang kita lakukan di dasari dengan niat yang lurus, baik, dan benar agar apa yang kita kerjakan memperoleh hasil yang maximal, lebih lebih seorang penuntut ilmu seyogyanya berniat untuk menghilangkan kebodohan, menghidupkan agama, dan Ridho Allah dan RasulNya. As-Shobru Fitakhali, Sabar dalam Proses, ketika melakukan kegiatan kepesantrenan atau apapun kegiatan yang menjadi bagian dari rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan akhir dari sesuatu yang kita inginkan maka kita harus bersabar dalam melakukan perosesnya tidak pantang menyerah, dan putus asa tetap melakukan iktiar maximal walaupun terasa berat dan susah. Al-Ikhlas Fi Faragihi: mengedepankan sikap Ikhlas dalam mengerjakan semua kegiatan yang berkaitan dengan apa yang kita ingin raih tersebut karena sebuah pekerjaan akan terasa gersang bila tidak di dasari dengan keikhlasan yang menjadi ruh dari kegiatan tersebut.