Pesantren Kampus ‘Ainul Yaqin UNISMA Sambut SABA & Gelar TEWAS 23
Pesantren Kampus ‘Ainul Yaqin Universitas Islam Malang (PKAY UNISMA) di hari Minggu, 10 September 2023 menyambut kedatangan santri baru (SABA) dari berbagai tempat di Indonesia keseluruhan sebanyak 156 terdiri dari 54 santri putra dan 102 santri putri. Dalam rangka menyambut SABA Panitia Penerimaan Santri Baru (PSB) memberikan waktu kedatangan yang panjang mulai pukul 07.00 hingga 13.00. Hal ini dilakukan dengan berbagai pertimbangan yang sudah matang.
Lokasi penerimaan santri dan wali santri yang menyertainya terbagi menjadi dua titik lokasi. Bagi santri putri dan wali santrinya diarahkan menuju Mabna Ibnu Kholdun (Rusunawa 3) yang berada di dalam lingkungan Kampus UNISMA. Sedangkan bagi santri putra beserta wali santrinya berkumpul di Mabna ‘Ainul Yaqin. Para santri dan wali santrinya yang secara hilir mudik berdatangan disambut hangat oleh Panitia PSB baik petugas dari ORSA maupun ORSI.
Setelah zuhur, wali santri diarahkan menuju Aula Mabna Ibnu Kholdun (Aula Rusunawa 3) sebab kegiatan pada pukul 13.00 berpusat disana. Terkait acara yang digelar selanjutnya adalah Temu Wali Santri 2023 (TEWAS 23). Acara TEWAS 23 dihadiri oleh KH. drh. M. Zainul Fadli, M.Kes (Direktur PKAY), Ustadz H. Muhammad Afifulloh Rifai, Ph.D (Ketua PKAY), dewan pengurus PKAY lainnya, serta wali santri baru tahun 2023. Ada beberapa runtutan acara inti di dalamya yang meliputi, sosialisasi kepesantrenan, sambutan dari perwakilan wali santri, penerimaan secara simbolis serta mauidloh hasanah.
Di awali sosialisasi kepesantrenan oleh Ustadz Muhammad Yunus S.H Al-Hafidz, beliau menyampaikan beberapa poin penting diketahui wali santri. Beberapa poin tersebut yaitu, 1) program-program di PKAY serta jalur tesnya, 2) pesantren berupaya menciptakan kegiatan yang saling berintegrasi dengan kegiatan kampus, bukan saling bertabrakan, 3) nilai plus putra-putri yang mengenyam pendidikan pesantren utamanya di PKAY, 4) pemaparan peraturan pesantren secara umum, 5) adanya keterbukaan dan kesinambungan antara pengurus dengan wali santri dalam menilik perkembangan putra-putrinya. Hal tersebut disampaikan oleh Ustadz Yunus kepada wali santri bertujuan untuk menepis suara sumbang yang tersebar atau yang akan muncul dewasa ini.
Sosialisasi kepesantrenan mendapat respon positif dari wali santri. Hal itu disampaikan saat sambutan perwakilan dari wali santri yang diwakili oleh Bpk. Slamet Susanto asal Probolinggo. Bahwasannya wali santri mantab dengan kehadiran putra-putrinya di PKAY dan memasrahkan secara penuh untuk ditempa agar kelak menjadi orang yang bermanfaat. Di akhir sambutannya beliau memberikan masukan agar disediakannya wadah komite wali santri guna memberikan sumbangsih berupa secercah ide atau dalam bentuk lainnya kepada PKAY.
Puncak dari acara TEWAS 23 ini, penerimaan secara simbolis dan mauidloh hasanah dari KH. drh. M. Zainul Fadli, M.Kes selaku Direktur PKAY. Dalam mauidloh hasanahnya Kyai Zainul menyampaikan sejarah singkat berdirinya PKAY di Kampus UNISMA. Kyai Zainul menceritakan bahwa para muassis UNISMA pada waktu itu memiliki gagasan mendirikan sebuah pesantren sebagai garda UNISMA di bidang keagamaan. Harapannya setiap insan yang berproses di dalamnya tidak hanya dididik sebagai ilmuwan di bidang akademik, tetapi dibentuk sebagai ulama ahli di bidang agama. Dari sinilah motto “Ulama yang Intelek, Intelek yang Ulama” dicetuskan oleh al-maghfurlah Prof. Dr. KH. M Tholchah Hasan.
Pertama kalinya gagasan tersebut dieksekusi oleh al-maghfurlah KH Oesman Mansoer di ndalem beliau pada tahun 1988 dengan nama Pesantren Luhur yang santrinya dosen-dosen muda termasuk Kyai Zainul. Pesantren Luhur inilah nantinya pada tahun 1997 diberi nama Pesantren Kampus ‘Ainul Yaqin (PKAY) serta pada tahun itu juga membuka kesempatan bagi mahasiswa UNISMA yang ingin kuliah dengan mondok. Seiring pesatnya perkembangan UNISMA berbanding lurus dengan jumlah mahasiswanya, maka bertambah banyak pula mahasiswa dan mahasiswa yang ingin mondok di PKAY. Berdasarkan hal tersebut, pada tahun 2016 PKAY membuka pendaftaran bagi mahasiswi UNISMA.
Di akhir mauidloh hasanah, Kyai Zainul berpesan kepada orang tua terkait bahayanya salah pergaulan. Kyai Zainul menjelaskan bahwa semakin bertambah usia anak intervensi orang tua dalam mengawasi pergaulannya dan waktu bersamanya semakin terbatas. Mengetahui hal itu untuk mencegah agar tidak terjerumus pada pengaruh buruk, maka orang tua berikhtiar meletakkan anaknya dilingkungan yang baik, memasukkannya ke pesantren, dan orang tua tidak lupa turut mendoakannya.
ditulis oleh Anggota Bidang Humas, TIK, dan Alumni PKAY UNISMA: M. Indra Riamizad Raicudu