Jihad  Santri Jayakan Negeri: PKAY UNISMA Napak Tilas Suri Tauladan KH Masjkur untuk Santri Milenial dan Gen Z

Jihad  Santri Jayakan Negeri: PKAY UNISMA Napak Tilas Suri Tauladan KH Masjkur untuk Santri Milenial dan Gen Z

“Eksistensi manusia mendahului esensi. Sederhananya, harum atau tidaknya nama manusia dipengaruhi oleh tindak tanduk dan jasa yang telah ditinggalkan”

Hari Santri Nasional (HSN) merupakan sebuah anugerah dan rahmat khususnya bagi santri hari ini yang diberikan oleh-Nya melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia pada masa Ir. H. Joko Widodo. Mengapa demikian? Karena dengan adanya HSN yang diputuskan sembilan tahun lalu, tepatnya 22 Oktober 2015 menjadi bukti kuat bahwa santri yang dibimbing oleh para kyai dan ulama bersatu bahu membahu berjuang dalam rangka mewujudkan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini juga menjadi jawaban untuk menepis tuduhan tidak berdasar dari oknum yang tidak bertanggungjawab bahwasannya santri, kyai, dan ulama tidak ikut andil dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Minggu, 22 Oktober 2023 Pesantren Kampus ‘Ainul Yaqin UNISMA memeriahkan Hari Santri Nasional dengan berbagai rangkaian kegiatan. Momentum HSN setiap tahunnya PKAY UNISMA memiliki ciri khas tersendiri dalam rangka menyambut serta memeriahkannya seperti mengadakan lomba-lomba santri sebagai wujud penyambutan HSN beberapa minggu sebelumnya. Ada sesuatu yang istimewa di HSN tahun 2023, PKAY mulai menyentuh ranah baru yaitu launching kamus bahasa Arab harian buah karya dari santri. Selain itu, santri PKAY UNISMA juga perdana menayangkan buah kreativitasnya berbentuk film pendek bertemakan takdir menjadi santri. Semakin meriahlah acara puncak pada malam itu.

Tidak cukup sampai disitu saja, direktur PKAY UNISMA beliau KH. drh. M. Zainul Fadli, M.Kes serta pengisi mauidloh hasanah yaitu KH Muhammad Taufiq mengupas dari sisi historisnya.  Mula-mulanya direktur PKAY mengajak hadirin sekalian, santri ‘Ainul Yaqin untuk bersyukur, turut andil melestarikan, meruwat dan merawat kesantrian yang ada ini. Mengapa? Karena santri itu eksistensinya bukan gerombolan insan dalam komunitas luar pagar, namun santri itu pemilik sah negara Indonesia. Esensinya jauh sebelum terbentuknya prajurit TNI dan Polri, kiprah santri telah ada yang tergabung dalam beberapa kelompok perjuangan seperti TKR, laskar Hizbullah, laskar Sabilillah, dsb.

Salah satu figur yang mewakili santri dan ulama yang tutur memperjuangkan serta mempertahankan Indonesia sekaligus didapuk sebagai pahlawan nasional, KH Masykur. Siapa KH Masykur? Termasuk pendiri UNISMA, dimana dulunya beliau berjuang dan bergabung dalam barisan Laskar Sabilillah. Kontribusinya apa? Jelas kontribusinya beliau seperti ditunjuk langsung oleh Hadratusysyekh KH M Hasyim Asy’ari sebagai ketua NU wilayah Malang Raya sejak 1926 sampai tahun 1933. Dan di tahun 1933 KH Masykur ditarik menjadi pengurus PBNU. DisamDirektur PKAY KH, drh. M. Zainul Fadli, M.Kes juga memperkenalkan kepada santri-santri tokoh lain yang termasuk pendiri NU yaitu Kyai Nachrowi. Yang makamnya berada satu kompleks dengan KH Masykur. Maka patutlah bangga menjadi santri Pesantren Kampus ‘Ainul Yaqin UNISMA, sebab pendiri yang bisa dikatakan juga sebagai orang tua. Beliau-beliau adalah pahlawan dan pejuang. Dengan demikian, maka patutlah santri PKAY UNISMA berjiwa Tangguh, tidak muda putus asa. Konteks problematika hari ini khususnya dalam mengisi kemerdekaan terwujud dalam semangat belajar.

Setelah Kyai Zainul mendedah singkat salah satu tokoh ulama, pahlawan, dan pendiri UNISMA. Kini KH Muhammad Taufiq dalam mauidloh hasanah-nya mengajak santri dan hadirin sekalian untuk merenungi kembali hari santri yang diperingati hari ini. Beliau membuka dengan pertanyaan filosofis, kenapa hari santri harus diperingati? Mungkin sebagian dari penyimak menganggap pertanyaan ringan, namun saat akan memberikan jawaban barulah terasa dan terpaksa harus memutar otak. Beliau menjelaskan sebagai jawaban secara umum “banyak sekali peristiwa luar biasa yang melatarbelakanginya. Andai tahun itu 1945 kita jadi pemuda, kira-kira siap berangkat atau tidak saat dikumandangkannya Resolusi Jihad 22 Oktober 1945?”. Sontak seisi Aula Rusunawa 3 menjawab siap dengan semangat. Lantas beliau memeberi imbuhan, kalau sekarang para santri ini siap dibangunkan untuk jamaah sholat shubuh tidak?. Mulanya terdiam. Berangsur-angsur disusul pecah tawa.

Di penghujung penyampaian, beliau memberikan sebuah kiat-kiat bagaimana santri hari ini mengisi kemerdekaan berpijak pada momentum Hari Santri Nasional 2023. Beliau menyampaikan sebagaimana sosok KH Masykur yang dibahas sebelumnya, bahwa Allah SWT mengangkat derajat umat manusia dari dua aspek, pertama iman, dan kedua dengan ilmu derajat akan diangkat. Berbekal firman dan figur yang ada disesuaikan dengan kondisi hari ini, maka seyogyanya sebagai santri tidak mudah menyerah dalam menuntut ilmu semasa nyantri. Karena ada Sabda Rasulullah Saw yang berisi “barang siapa yang dikehendaki oleh Allah SWT menjadi hamba yang baik, maka dia akan dimudahkan dalam memahami ilmu agama”. Kapan bisa mewujudkan hal itu? Ya pada saat menjadi santri ini. Saat itu jugalah Allah SWT menghendaki kita sebagai hamba yang baik. Oleh karena itu, jangan pernah disia-siakan kesempatan yang telah diberikan dan keseharian yang telah kita jalani. Semoga kita senantiasa dijadikan pembelajaran ilmu agama (santri) yang istiqomah, bermanfaat bagi nusa, bangsa, dan agama. Aamiin ya Rabbal Aalamiin.

author: Anggota TIK, Humas, & Alumni PKAY UNISMA: M. Indra Riamizad Raicudu