Bagaimana dengan yang belum mengenal sama sekali bahasa Arab? Pada tingkat dasar diberikan modal awal agar pembelajaran berjalan, tetap menggunakan refensi bahasa Arab yang disadur dengan makna, baik Jawa, Madura, bahasa daerah lainnya, hingga bahasa Indonesia. Akan tetapi, tidak berlangsung seterusnya mengkaji kitab-kitab salafus shalih dengan bermodal makna atau terjemahan saja. Hal ini tidaklah cukup. Pada kesempatan ini, santri juga diajari mulai tingkat dasar tentang ilmu alat dan gramatika bahasa Arab agar dapat membaca, memahami, menelaah, dan menjadikannya sebagai habituasi.
Meskipun pembelajaran yang ada dirancang dan disesuaikan dengan kemampuan santri, tak jarang ada beberapa yang mengalami masalah di tengah perjalanan pada tingkat lanjut belum dapat membaca referensi kitab-kitab turats (kuning) milik salafus shalih. Oleh karenanya, butuh terobosan-terobosan baru berupa metode kilat untuk santri mudah menangkap esensi kaidah-kaidah ilmu bahasa Arab, sehingga nantinya dapat diaplikasikan sebagai modal membaca kitab kuning. Banyak sekali metode-metode kilat bahasa Arab dan baca kitab kuning salah satu di antaranya metode Ittiba’a. Metode ini dicetuskan oleh ulama Al-Qur’an, kitab-kitab turats, serta pengasuh Pondok Pesantren Shiratul Fuqoha’ II yaitu KH M Noer Shodiq Achrom.
Tepatnya Sabtu & Minggu, 18-19 Mei 2024 Pesantren Kampus ‘Ainul Yaqin Universitas Islam Malang (PKAY UNISMA) mengadakan pelatihan baca kitab dengan metode Ittiba’a yang dibimbing langsung oleh KH M Noer Shodiq Achrom. Latar belakang diadakannya pelatihan kilat ini yaitu kebutuhan membekali bagi santri Kader Dakwah Ulama dan Tahfidzul Qur’an tingkat 2 yang dirasa oleh pimpinan dan pengajar lainnya butuh dilakukkan pembekalan, juga sebegai wujud eksistensi pesantren dalam menyediakan fasilitas bagi pihak luar yang membutuhkan ilmu dan sertifikatnya yang dapat digunakan untuk memperkokoh diri dalam mengajar.
Pelatihan cara kilat baca kitab kuning ini atas usulan pimpinan pesantren diberikan kepada bidang soft skill PKAY UNISMA yang dinahkodai oleh Ust H Syamsul Arifin Al-Hafidh dan dibantu Ustadzah Firda Qotrunnada SH untuk menyelenggarakannya. Respon para santri dan pihak luar pesantren sangat antusias, karena pelaksanaan pelatihan yang komunikatif dan penyampaian yang mendasar. Benefit selain pelatihan membaca kitab, beliau KH M Noer Shodiq Achrom membekali audien dengan adab-adab dan doa-doa agar dipermudah dalam menerima ilmu.
Penulis: M. Indra Riamizad Raicudu (Humas, TIK, & Alumni PKAY UNISMA)