Pesantren Kampus ‘Ainul Yaqin Rihlah & Napak Tilas Sejarah Melalui Program Ziarah Walisongo Plus

 

Beberapa hari di minggu terakhir bulan Februari, Pesantren Kampus ‘Ainul Yaqin UNISMA melakukan Ziarah Walingoso Plus sebagai wujud program tahunan bidang kesantrian yang bertujuan napak tilas sejarah perjuangan serta masa kejayaan Islam. Ziarah Walisongo Plus tahun ini tepatnya dilaksanakan pada 26–29 Februari. Dasarnya program ini terdapat dalam dua kata yaitu Ziarah Walisongo & Plus. Tujuannya tidak lain menziarahi makam wali-wali penyebar Islam & raja-raja kesultanann Islam khususnya yang tersebar seantero pulau Jawa serta pelaksanaan program “plus” menitikberatkan pada tadabbur alam. Nahkoda inti berada di bawah kendali kepanitian yang terdiri dari jajaran pengurus berkolaborasi dengan santri pengemban banom, yang mana tiap kesemparan selalu memiliki rute yang berbeda. Hal inilah yang menjadikan banyak peminat dan dinanti-nanti oleh santri.

PKAY UNISMA tahun 2024 melakukan rihlah dengan jumlah tiga armada bus yang penuh dengan mahasantri tahun ajaran 2023-2024, dimana setiap busnya dibimbing oleh dewan asatidz & kiai, seperti KH. Drs. Achwanuri, drh. KH. Zainul Fadli, M.Kes, Ust. H. M. Afifullah Rifai, Ph.D dan lain-lainnya. Di tanggal Senin, 26 Februari tiga bus berangkat menuju makbaroh wali-wali di lingkup Jawa Timur dimulai dari gurunya para walisongo yaitu Kanjeng Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Mualana Malik Ibrahim, hingga diakhiri ziarah makbaroh Sunan Bonang di Tuban. Selasa, 27 Februari ziarah start waktu di sepertiga malam bagian akhir mahasantri rombongan berbondong-bondong menuju komplek makbaroh Sunan Muria yang bertujuan qiyamullail, sholat Shubuh berjamaah di Masjid Muria, dan berziarah ke makbaroh Sunan Muria.

Di hari yang sama armada mengakhiri perjalanan menuju makbaroh di Sunan Gunungjati Cirebon. Kemudian armada bus yang membawa mahasantri, dewan asatidz, dan kiai kembali menyisir wali-wali yang tersebar di Jawa Tengah pada hari ketiga Rabu, 28 Februari seperti Habib Anis bin Alwi bin Ali Al-Habsyi, Syekh Hasan Munadi Ungaran, makbaroh Gunung Pring. Pelaksanaan rihlah religi dan napak tilas rampung dalam tiga hari. Di hari keempat rombongan  mulai berkunjung ke tempat-tempat bersejarah dan wisata untuk tadabbur alam, seperti Benteng Wan Den Bosch yang di dalamnya ada makbaroh KH Nursalim, Pantai Parangtritis, dan Malioboro sebagai pusat Kota Jogjakarta. Perjalanan empat hari ditutup dengan melakukan ziarah kepada leluhur para wali di tanah Jawa, Syekh Jamaluddin Akbar atau masyhur dikenal Syekh Jumadil Kubro yang berada di Troloyo, Mojokerto.

 

Penulis: M. Indra Riamizad Raicudu (Anggota Humas, TIK, dan Alumni)