Seruan Perpisahan
Karya: M. Indra Riamizad Raicudu (Anggota Humas, TIK, & Alumni PKAY UNISMA)
Hadir disambut gelak tawa.
Sebagian yang lain
disambut pecah tangis bahagia.
Beda tunas lain cerita.
Aku dan teman sepersalinan dirumah sakit
teriringi takbir
pengingat sumpahku dengan-Nya.
Tanda kewajiban menyongsong hidup,
tangguh atas terpaan badai ujian didalamnya.
Meskipun tangguh, bagiku suatu keniscayaan.
Waktu terus berputar,
Siang tergantikan gemerlapnya malam.
Hari terus berganti
muatan rejeki berbeda-beda.
Malam terasa lebih lama,
Terisi renungan-renungan.
Ku hiasi dengan syair perihal kehidupan.
Empat puluh hari,
menjelang kontrak berakhir.
Berdatangan tanda dari-Nya.
Aku menyimpannya dengan rapat.
Terkadang tak sengaja tertutur dihadapan
anak keturunanku.
Surau-surau disepanjang kali
menggaungkan takbir.
Aku duduk melamun sendiri dibilik rumah
menikmati segarnya dingin angin malam,
Menanti detik-detik pemberangkatan jasad hinaku.
Berkali-kali ku katakan
mereka duduk tanpa menghiraukan.
“jangan ditangisi, sebab takbir malam ini
adalah jalan ke pesta pernikahan”